logo-permatamas-1

CPKB dan Langkah-langkahnya

CPKB dan Langkah-langkahnyaApa artinya bagi produsen produk perawatan kulit dan kosmetik tidak memiliki sertifikat CPKB dan bagaimana cara mengurusnya? Bagaimana produk dipengaruhi oleh CPKB? Kenapa banyak sebagian produsen atau pelaku usaha tidak mau mengurus CPKB?

Anda akan menemukan informasi tentang mengurus CKPB di artikel ini. Agar lebih dekat dengan kami anda bisa konsultasikan melalui website izinkosmetik.com.

Bagaimana Memiliki CPKB dan Langkah-langkahnya? Ini Pembahasannya
Bagaimana Memiliki CPKB dan Langkah-langkahnya? Ini Pembahasannya

Apa itu CPKB?

Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) merupakan singkatan yang mencakup proses sertifikasi untuk memastikan produsen kosmetik dan perawatan kulit mampu menghasilkan produk yang secara konsisten memenuhi standar kualitas tertentu.

Investasi dalam CPKB tidak hanya sebatas penambahan fasilitas atau pembangunan pabrik semata; produsen juga perlu melakukan perubahan pada seluruh sistem kerja mereka. Proses mengurus dan menerapkan CPKB membawa manfaat besar bagi pemilik sertifikat, karena akan meningkatkan mutu produk dan kepercayaan konsumen.

Aspek-aspek CPKB

Diperlukan penyesuaian pada 12 aspek kunci agar sistem kerja sesuai dengan regulasi, antara lain:

  1. Sistem Manajemen Mutu
  2. Personalia
  3. Bangunan dan Fasilitas
  4. Peralatan
  5. Sanitasi dan Higiene
  6. Produksi
  7. Pengawasan Mutu
  8. Dokumentasi
  9. Audit Internal
  10. Penyimpanan
  11. Kontrak Produksi dan Pengujian
  12. Penanganan Keluhan dan Penarikan Produk

Persyaratan CPKB Industri Kosmetik

Golongan A: Standar Tinggi

  • Memiliki Apoteker sebagai Penanggung Jawab
  • Fasilitas Produksi Sesuai dengan Jenis Produk
  • Memproduksi Semua Bentuk dan Jenis Sediaan
  • Memiliki Fasilitas Laboratorium
  • Menerapkan Seluruh Aspek CPKB

Golongan B: Standar Sederhana

  • Minimal Tenaga Teknis Kefarmasian sebagai Penanggung Jawab
  • Fasilitas Produksi Berteknologi Sederhana Sesuai dengan Produk
  • Tidak Memproduksi Sediaan Bayi, Berbahan Antiseptik, Anti Ketombe, Pencerah Kulit, dan Tabir Surya
  • Memproduksi Sediaan Kosmetika Berteknologi Sederhana
  • Menerapkan Kebersihan Sanitasi dan Dokumentasi

Bagaimana Cara Pengurusan CPKB?

Produsen kosmetik harus melewati beberapa tahapan manajemen CPKB sebelum dapat mendapatkan sertifikasi. Tahapan-tahap tersebut meliput:

1. Mengikuti Pelatihan Tentang Penerapan CPKB

Pelatihan ini akan menjelaskan dua belas elemen yang harus diubah dan cara sertifikasi CPKB diberikan oleh BPOM.

2. Audit Awal

Tujuannya adalah untuk menentukan sejauh mana produsen kekurangan dalam menerapkan CPKB secara menyeluruh. Konsultasi dan penilaian penerapan CPKB akan dilakukan oleh tim audit CPKB. Laporan akan diberikan kepada produsen untuk hal-hal yang harus disesuaikan dengan standar CPKB.

3. Memenuhi Persyaratan Laporan Audit Awal

Produsen harus membuat rencana dan prioritas untuk menyesuaikan beberapa faktor dengan standar CPKB. Tiga elemen yang umumnya disesuaikan dengan persyaratan CPKB melibatkan:

  1. Perbaikan sistem,
  2. Peningkatan kemampuan pekerja, dan
  3. Perbaikan fasilitas produksi secara bertahap.

4. Pengajuan Sertifikasi CPKB

Setelah produsen berhasil menyesuaikan semua aspek dengan standar CPKB dan mengimplementasikannya secara konsisten, langkah selanjutnya adalah mengajukan permohonan sertifikasi CPKB kepada BPOM. Untuk melakukan ini, produsen perlu mengirimkan surat permohonan beserta dokumen-dokumen pendukung yang diperlukan kepada BPOM. Proses selanjutnya melibatkan pihak BPOM yang akan melakukan audit sebagai bagian dari penilaian kesesuaian.

Apa Manfaat Mengurus CPKB?

Manfaat CPKB dapat dipahami melalui tujuan mendasarnya. Secara umum, sertifikasi CPKB memiliki dua landasan utama:

  • Menjaga keamanan masyarakat dari potensi risiko yang disebabkan oleh produk kosmetik yang tidak mematuhi standar mutu dan keamanan.
  • Memperkukuh nilai tambah dan daya saing produk kosmetik buatan Indonesia di pasar global.

Kualitas Produk Sesuai Standar CPKB

Jika Anda menghadapi kesulitan dalam memperoleh sertifikasi CPKB namun tetap ingin memasarkan produk berkualitas sesuai standar CPKB, izinkosmetik.com merupakan solusi praktis yang dapat Anda manfaatkan.

Bagaimana Memiliki CPKB dan Langkah-langkahnya? Ini Pembahasannya
Bagaimana Memiliki CPKB dan Langkah-langkahnya? Ini Pembahasannya

Kami menyediakan berbagai layanan yang akan memungkin anda membutuhkannya yaitu:

Untuk informasi lebih lanjut anda dapat menghubungi kami melalui telephone 085219385505 dan Alamat Kantor kami di Plaza THB Lantai 2 Blok F2 No.61 Pejuang, Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat, Indonesia.

Pedoman CPKB Terbaru

Pedoman CPKB TerbaruPeraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2021 tentang Sertifikasi Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik mewajibkan pelaku usaha yang berbisnis kosmetika untuk mematuhi standar yang telah ditetapkan selama proses produksi produk tersebut. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, mari kita telaah peraturan ini bersama-sama bersama CV. Permatamas Indonesia yang merupakan mitra yang terpercaya dan ahli dalam memproses sertifikasi CPKB!

Pedoman CPKB Terbaru
Pedoman CPKB Terbaru

Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.00.05.4.3870 Tahun 2003 tentang Pedoman Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik harus diganti karena tidak lagi memenuhi persyaratan hukum dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kosmetik.

Untuk mematuhi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1175/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Izin Produksi Kosmetika, seperti yang diubah oleh Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 63 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1175/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Izin Produksi Kosmetika, dan untuk mematuhi Pasal 5 ayat (3) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1176/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Notifikasi Kosmetika, diperlukan untuk menetapkan sesuai Peraturan badan POM(BPOM).

Peraturan-peraturan BPOM

  1. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 180);
  2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1175/MENKES/PER/VIII/2010 Tahun 2010 tentang Izin Produksi Kosmetika (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 396) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1175/MENKES/PER/VIII/2010 Tahun 2010 tentang Izin Produksi Kosmetika diubah pada tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1317).
  3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1176/MENKES/PER/VIII/2010 Tahun 2010 tentang Notifikasi Kosmetika (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 397);
  4. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 26 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1745);
  5. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 12 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 784);
  6. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 26 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor Obat dan Makanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1131);

Definisi Kosmetika dan Tujuannya

Kosmetika didefinisikan sebagai bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia, seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, organ genital bagian luar, atau gigi dan membran mukosa mulut. Fungsinya mencakup membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, memperbaiki bau, atau melindungi serta menjaga tubuh tetap sehat.

Cara Pembuatan Kosmetika Yang Baik (CPKB)

Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik, juga dikenal sebagai CPKB, mencakup semua aspek proses pembuatan kosmetik dengan tujuan untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan selalu memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan sesuai dengan tujuan penggunaannya.

Sertifikasi CPKB (Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik)

Sertifikat Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik, juga dikenal sebagai Sertifikat CPKB, adalah dokumen sah yang menunjukkan bahwa industri kosmetik telah memenuhi persyaratan CPKB dalam pembuatan kosmetik.

Industri Kosmetika dan Regulasi

Industri Kosmetika adalah sektor industri yang memproduksi Kosmetika dengan izin usaha industri atau tanda daftar industri sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Hal ini mengindikasikan adanya pengawasan dan regulasi yang ketat dalam proses produksi dan distribusi produk kosmetika.

Kewajiban Industri Kosmetika dalam Menerapkan Pedoman CPKB

Industri Kosmetika diwajibkan untuk menerapkan pedoman CPKB sebagai standar utama dalam melakukan kegiatan pembuatan Kosmetika, menunjukkan komitmen terhadap mutu dan keamanan produk.

12 Aspek Pedoman CPKB

Pedoman CPKB melibatkan berbagai aspek yang mencakup:

  1. Sistem Manajemen Mutu
  2. Personalia
  3. Bangunan dan Fasilitas
  4. Peralatan
  5. Sanitasi dan Higiene
  6. Produksi
  7. Pengawasan Mutu
  8. Dokumentasi
  9. Audit Internal
  10. Penyimpanan
  11. Kontrak Produksi dan Pengujian
  12. Penanganan Keluhan dan Penarikan Produk

Penjelasan rinci tentang setiap elemen ini menyoroti komprehensifnya pedoman CPKB dalam memastikan proses pembuatan kosmetika yang baik dan aman.

Sanksi Administratif untuk Pelanggaran Ketentuan

Pelanggaran terhadap ketentuan yang disebutkan pada ayat (1) dapat dikenai sanksi administratif, yang meliputi:

  1. Peringatan Tertulis
  2. Penghentian Sementara Kegiatan Produksi selama Maksimal 1 Tahun
  3. Pembekuan Sertifikat CPKB
  4. Pencabutan Surat Keterangan Penerapan CPKB atau Sertifikat CPKB
  5. Penutupan Sementara Akses Internet untuk Pengajuan Permohonan Notifikasi selama Maksimal 1 Tahun

Tata cara pengenaan sanksi administratif harus dilaksanakan sesuai dengan Keputusan Kepala Badan yang mengatur mengenai tindak lanjut hasil pengawasan. Proses ini menegaskan prinsip keadilan dan ketentuan hukum yang berlaku dalam menentukan sanksi yang seharusnya diberikan.

Solusi Sertifikasi CPKB Tanpa Ribet

Buat pelaku usaha yang pengin sertifikasi CPKB tanpa ribet, kita punya solusinya! CV. Permatamas Indonesia siap membantu dalam prosesnya. Gampang banget, kan? Nah, buat yang mau info lebih lanjut atau konsultasi, langsung aja segera kontak kami, agar produk sesuai standar ketentuan CPKB terbaru!

Selain itu, kami juga menyediakan layanan untuk Sertifikasi halal, izin kosmetik, izin PKRT, izin ALKES, dan pendaftaran merek. Semua kebutuhan usaha anda ada disini!

Cara Kontak Kami :

Nomor Telephone: 085219385505

Alamat Kantor : Plaza THB Lantai 2 Blok F2 No.61 Pejuang, Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat, Indonesia

Email: maspermatha@gmail.com izinkosmetik.com

Tata Cara Pengajuan Notifikasi Kosmetik

Tata Cara Pengajuan Notifikasi KosmetikMenurut Peraturan badan pengawas obat dan makanan nomor 21 tahun 2022 tentang tata cara pengajuan notifikasi kosmetika mencakup :

  1. bahwa untuk melindungi masyarakat dari kosmetika yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, kemanfaatan, dan mutu serta untuk memberikan panduan dalam melakukan pengajuan notifikasi kosmetika, perlu diatur mengenai tata cara pengajuan notifikasi kosmetika;
  2. bahwa pengaturan mengenai tata cara pengajuan notifikasi kosmetika sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 12 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pengajuan Notifikasi Kosmetika, tidak sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan hukum di sektor kosmetika, sehingga perlu disesuaikan;
  3. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 ayat (1) huruf d Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan, Badan Pengawas Obat dan Makanan memiliki fungsi pelaksanaan tugas pengawasan sebelum distribusi dan pengawasan saat beredar
  4. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 7 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1176/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Notifikasi Kosmetika, perlu menetapkan Peraturan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan mengenai Prosedur Pengajuan Pemberitahuan Kosmetika.

Ketentuan Umum Tata Cara Pengajuan Notifikasi Kosmetik

Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan:

  1. Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia seperti epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar, atau gigi dan membran mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
  2. Notifikasi Kosmetika yang selanjutnya disebut Notifikasi adalah persetujuan yang diberikan oleh Kepala Badan terhadap pemberitahuan dari pelaku usaha untuk mengedarkan Kosmetika di wilayah Indonesia setelah pelaku usaha memenuhi persyaratan pengajuan permohonan izin edar Kosmetika.
  3. Kosmetika Dalam Negeri adalah Kosmetika yang dibuat dan dikemas oleh industri Kosmetika di dalam negeri atau dibuat di luar negeri namun dikemas dalam kemasan primer oleh industri Kosmetika di dalam negeri.
  4. Kosmetika Impor adalah Kosmetika yang dibuat oleh industri Kosmetika di luar negeri, paling sedikit dalam kemasan primer.
  5. Kosmetika Kontrak adalah Kosmetika yang pembuatannya dilimpahkan kepada industri Kosmetika berdasarkan kontrak.
  6. Usaha Perorangan adalah usaha yang dikelola secara pribadi oleh perorangan yang memiliki perizinan dari pemerintah setempat.
  7. Importir adalah badan usaha berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang memasukkan Kosmetika ke dalam wilayah Indonesia.
  8. Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik yang selanjutnya disingkat CPKB adalah seluruh aspek kegiatan pembuatan Kosmetika yang bertujuan untuk menjamin agar produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
  9. Kemasan Primer adalah kemasan yang bersinggungan langsung dengan Kosmetika.
  10. Nama Kosmetika adalah rangkaian nama yang terdiri atas merek dan nama produk sesuai dengan yang tercantum dalam template Notifikasi.
  11. Template Notifikasi adalah formulir isian permohonan Notifikasi melalui sistem elektronik.
  12. Surat Perintah Bayar adalah perintah untuk membayar biaya Notifikasi sebagai penerimaan negara bukan pajak.
  13. Dokumen Informasi Produk yang selanjutnya disingkat DIP adalah data mengenai keamanan, kemanfaatan, dan mutu Kosmetika.
  14. Prinsipal adalah badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum di luar negeri yang menunjuk importir di Indonesia untuk melakukan penjualan Kosmetika yang dimiliki/dikuasai.
  15. Pelaku Usaha adalah orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Indonesia, baik secara individu maupun bekerja sama, menjalankan aktivitas usaha di sektor kosmetika.
  16. Badan Pengawas Obat dan Makanan yang selanjutnya disingkat BPOM adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan obat dan makanan.
  17. Unit Pelaksana Teknis di lingkungan BPOM yang selanjutnya disingkat UPT BPOM adalah satuan kerja yang bersifat mandiri yang melaksanakan tugas teknis operasional tertentu dan/atau tugas teknis penunjang tertentu di bidang pengawasan obat dan makanan melalui lembaga seperti Balai Besar/Balai dan Loka Pengawas Obat dan Makanan.
  18. Rekomendasi sebagai Pemohon Notifikasi adalah dokumen sah yang merupakan bukti bahwa Importir atau Usaha Perorangan/badan usaha di bidang Kosmetika yang melakukan kontrak produksi dengan industri Kosmetika yang berada di wilayah Indonesia telah memenuhi persyaratan sebagai pihak yang mengajukan permohonan Notifikasi.
  19. Hari adalah hari kerja.
  20. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Kriteria Tata Cara Pengajuan Notifikasi Kosmetik

  1. Pelaku Usaha wajib menjamin Kosmetika yang diproduksi dan/atau yang diimpor untuk diedarkan di wilayah Indonesia memenuhi kriteria keamanan, kemanfaatan, mutu, penandaan, dan klaim.
  2. Kriteria keamanan, kemanfaatan, mutu, penandaan, dan klaim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

Persyaratan Tata Cara Pengajuan Notifikasi Kosmetik

  • Untuk menjamin Kosmetika yang diedarkan di wilayah Indonesia memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pelaku Usaha wajib mengedarkan Kosmetika yang telah memiliki izin edar berupa Notifikasi.
  • Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk pemasukan Kosmetika melalui jalur khusus/special access scheme.
  • Pemasukan Kosmetika melalui jalur khusus/special access scheme sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kosmetika Sebagaimana yang diMaksud meliputi:

  • Kosmetika yang dibuat di dalam negeri;
  • Kosmetika Impor.

Kosmetika yang dibuat Dalam Negeri meliputi :

  • Kosmetika Dalam Negeri, dan
  • Kosmetika Kontrak.

Kategori Pemohon Notifikasi

Pihak yang mengajukan permohonan notifikasi sesuai dengan ketentuan Pasal 5 terdiri dari:

  1. Industri kosmetik yang berlokasi di Indonesia dan mematuhi peraturan perundang-undangan;
  2. Individu atau entitas bisnis di sektor kosmetik yang menjalin kontrak produksi dengan industri kosmetik yang beroperasi di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
  3. Industri kosmetik yang beroperasi di Indonesia dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pemohon Notifikasi harus memiliki nomor induk berusaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Proses dan Persyaratan Permohonan Notifikasi Kosmetika Dalam Negeri

Pelaku usaha yang akan mengajukan notifikasi harus memiliki dokumen berikut:

  1. Sertifikat CPKB, sertifikat pemenuhan aspek CPKB Golongan A, atau sertifikat pemenuhan aspek CPKB Golongan B yang sesuai dengan bentuk dan jenis sediaan yang akan dinotifikasi, dengan masa berlaku paling singkat 3 (tiga) bulan sebelum berakhir; dan
  2. surat pernyataan bermeterai direksi dan/atau pimpinan industri kosmetik bahwa mereka tidak terlibat dalam tindak pidana di bidang kosmetik.
  3. Pemohon Notifikasi yang memiliki sertifikat merek harus melampirkan fotokopi sertifikat merek selain memenuhi persyaratan sebagaimana disebutkan pada ayat (2). (4) Pemohon Notifikasi yang memiliki sertifikat merek harus melampirkan fotokopi sertifikat merek.

Jika ditunjuk sebagai penerima lisensi merek, pemohon Notifikasi selain harus melampirkan dokumen sebagai berikut :

  1. harus melampirkan fotokopi perjanjian lisensi antara pemilik merek dan pemohon Notifikasi.
  2. Jika pemohon Notifikasi menggunakan merek yang belum didaftarkan di kantor yang berwenang dan belum memiliki sertifikat merek, pemohon Notifikasi dapat mengajukan permohonan Notifikasi dengan melampirkan dokumen sebagaimana ketentuan pihak yang berwenang.

Permohonan Notifikasi Kosmetika Kontrak dilakukan oleh usaha perorangan atau badan usaha di bidang kosmetik yang melakukan kontrak produksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

  1. Usaha perorangan atau badan usaha di bidang kosmetik dapat termasuk dalam industri kosmetik.
  2. Usaha perorangan atau badan usaha di bidang kosmetik yang mengajukan permohonan Notifikasi harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam tindak pidana di bidang kosmetik.
  3. Selain memenuhi persyaratan usaha perorangan atau badan usaha di bidang kosmetik juga harus memiliki penanggung jawab teknis yang memahami DIP dan informasi teknis terkait kosmetik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
  4. Pemohon Notifikasi yang memiliki sertifikat merek harus melampirkan fotokopi sertifikat merek selain memenuhi persyaratan Pemohon Notifikasi yang ditunjuk sebagai penerima lisensi merek juga harus melampirkan fotokopi lisensi merek.

Penggunaan Jasa Untuk Tata Cara Pengajuan Notifikasi Kosmetika

Pelaku bisnis di industri kosmetika memutuskan untuk menggunakan jasa saat mengajukan notifikasi kosmetika. Bimbingan ahli dari penyedia layanan dapat memastikan pemenuhan persyaratan keamanan, dan mempercepat proses notifikasi dalam lingkup yang semakin kompleks. Dengan dukungan menyeluruh, pelaku bisnis dapat fokus pada inti bisnisnya tanpa terbebani oleh prosedur notifikasi yang rumit. Ini meningkatkan produktivitas, kepatuhan hukum, dan risiko masalah administratif.

Tata Cara Pengajuan Notifikasi Kosmetik
Tata Cara Pengajuan Notifikasi Kosmetik

Jika Anda ingin mengajukan notifikasi kosmetika, CV.Permatamas Indonesia akan membantu Anda dengan layanan yang kami sediakan yang meliputi izin kosmetik, izin PKRT, izin ALKES, pendaftaran merek, dan sertifikasi halal.

Anda dapat menghubungi kami untuk lebih banyak informasi melalui telephone 085219385505 dan Alamat kantor di Plaza THB Lantai 2 Blok F2 No.61 Pejuang, Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat,  Indonesia.

 

Notifikasi Produk Kosmetik

Notifikasi Produk KosmetikSiapa yang tak tergoda oleh pesona kosmetik, senjata rahasia untuk memancarkan kecantikan dan percaya diri? Tapi, dalam balutan warna-warni dan kilauan tersebut, keamanan kita menjadi prioritas utama. Di sinilah peran penting notifikasi produk kosmetik membuka tirai keamanan dan memberikan spotlight pada informasi yang penting untuk konsumen.

Notifikasi Produk Kosmetik
Notifikasi Produk Kosmetik

Apa itu Notifikasi Produk Kosmetik?

Notifikasi produk kosmetik adalah proses yang dilakukan oleh produsen atau pihak yang berwenang untuk memberikan pemberitahuan kepada otoritas kesehatan setempat mengenai produk kosmetik yang akan diperkenalkan ke pasar. Tujuan utama dari notifikasi ini adalah untuk memastikan bahwa produk yang akan dipasarkan telah melewati uji keamanan dan memenuhi regulasi yang berlaku.

Apa Saja Persyaratan Notifikasi Produk Kosmetik?

Di Indonesia, persyaratan notifikasi produk kosmetik diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Berikut adalah poin-poin persyaratan notifikasi produk kosmetik di Indonesia:

  1. Identifikasi Produk:

    • Nama produk dan merek.
    • Kategori kosmetik (misalnya, skincare, make-up, hair care).
  2. Informasi Pemohon:

    • Nama dan alamat lengkap pemohon notifikasi.
    • Nomor kontak yang dapat dihubungi.
  3. Formulasi dan Bahan-Bahan:

    • Daftar lengkap bahan-bahan yang digunakan dalam produk, beserta konsentrasi masing-masing.
    • Spesifikasi teknis bahan-bahan dan metode produksi.
  4. Data Keamanan:

    • Hasil uji keamanan produk, termasuk uji iritasi kulit, uji alergi, dan uji keamanan lainnya.
    • Evaluasi risiko penggunaan produk.
  5. Labeling:

    • Desain label produk.
    • Informasi wajib pada label, seperti nama bahan, petunjuk penggunaan, dan peringatan jika diperlukan.
  6. Pemantauan Pasca-Pemasaran:

    • Sistem pemantauan dan pelaporan efek samping atau masalah keamanan setelah produk beredar di pasaran.
  7. Dokumentasi Produksi:

    • Dokumen yang mendukung produksi produk, termasuk catatan batch dan kontrol mutu.
  8. Nomor Notifikasi atau Izin Edar:

    • Setelah melewati proses notifikasi, produk akan diberikan nomor notifikasi atau izin edar yang sah.
  9. Informasi Pemasaran:

    • Rencana pemasaran produk, termasuk wilayah distribusi dan target pasar.
  10. Sertifikasi Halal atau Vegan (jika berlaku):

    • Beberapa produk mungkin memerlukan sertifikasi halal atau vegan.
  11. Pajak dan Bea Cukai (jika berlaku):

    • Pemenuhan kewajiban pajak dan bea cukai tertentu.

Proses Notifikasi Produk Kosmetik

  1. Identifikasi Produk: Produsen harus mengidentifikasi produk kosmetik yang akan dipasarkan dan menentukan bahan-bahan yang digunakan.
  2. Uji Keamanan: Dilakukan uji keamanan untuk memastikan bahwa bahan-bahan yang digunakan tidak membahayakan kesehatan konsumen. Ini mencakup uji iritasi kulit, uji alergi, dan evaluasi risiko lainnya.
  3. Pemberitahuan kepada Otoritas Kesehatan: Produsen harus memberikan pemberitahuan tertulis kepada otoritas kesehatan setempat, menyertakan informasi tentang formulasi produk, bahan-bahan yang digunakan, hasil uji keamanan, dan informasi lain yang diperlukan.
  4. Evaluasi dan Persetujuan: Otoritas kesehatan akan mengevaluasi informasi yang diberikan dan memberikan persetujuan jika produk dianggap aman dan memenuhi regulasi yang berlaku.

Keuntungan Notifikasi Produk Kosmetik

  1. Keamanan Konsumen: Notifikasi memastikan bahwa produk yang beredar telah melalui uji keamanan yang ketat, mengurangi risiko efek samping dan bahaya kesehatan.
  2. Informasi yang Transparan: Konsumen memiliki akses ke informasi yang transparan mengenai bahan-bahan yang digunakan dalam produk, membantu mereka membuat keputusan berdasarkan pengetahuan.
  3. Kepatuhan Regulasi: Notifikasi memastikan bahwa produsen dan distributor mematuhi regulasi yang berlaku di bidang kosmetik.
  4. Kredibilitas Industri: Proses notifikasi meningkatkan kredibilitas industri kosmetik secara keseluruhan, memberikan keyakinan kepada konsumen bahwa produk yang mereka gunakan aman dan terpercaya.

Tantangan dalam Notifikasi Produk Kosmetik

  1. Biaya dan Waktu: Proses notifikasi dapat memerlukan investasi finansial yang signifikan dan membutuhkan waktu, terutama dalam pengujian keamanan.
  2. Perubahan Regulasi: Produsen harus tetap mengikuti perubahan regulasi yang mungkin terjadi, memastikan bahwa produk mereka selalu memenuhi persyaratan terbaru.
  3. Peningkatan Kompleksitas Produk: Semakin kompleksnya formulasi produk kosmetik dapat meningkatkan kesulitan dalam uji keamanan dan notifikasi.

Siapa yang Dapat Menjadi Pemohon Notifikasi?

  1. Perusahaan kosmetik yang beroperasi di dalam wilayah Indonesia, mematuhi ketentuan yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.
  2. Individu atau perusahaan di sektor kosmetik yang menjalin kontrak produksi dengan industri kosmetik yang berlokasi di Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam peraturan perundang-undangan.
  3. Importir yang aktif dalam industri kosmetik, mengikuti ketentuan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.Top of Form

Kelengkapan Dokumen

Industri Kosmetika (Lokal) :

  1. NIB (Nomor Induk Berusaha)
  2. Fotokopi KTP/Identitas Direksi dan/atau pimpinan Perusahaan
  3. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak
  4. Fotokopi sertifikat CPKB atau surat keterangan Penerapan CPKB dengan sisa masa berlaku minimum 6 bulan sebelum berakhir
  5. Surat pernyataan dari direksi dan/atau pimpinan industri Kosmetika yang menyatakan tidak terlibat dalam tindak pidana di bidang Kosmetika
  6. Dokumen terkait merek

Usaha Perorangan :

  1. Nomor Induk Berusaha (NIB)
  2. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Identitas Direksi dan/atau pimpinan Perusahaan
  3. Surat rekomendasi sebagai pemohon notifikasi dari Kepala UPT BPOM setempat
  4. Fotokopi izin usaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
  5. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak
  6. Fotokopi dokumen perjanjian kerja sama kontrak produksi dengan industri Kosmetika yang telah memiliki sertifikat CPKB sesuai dengan bentuk dan jenis sediaan yang akan dinofikasi dari industri penerima kontrak, dengan sisa masa berlaku paling singkat 6 bulan sebelum berakhir
  7. Surat pernyataan dari direksi dan/atau pimpinan perusahaan yang menyatakan tidak terlibat dalam tindak pidana di bidang Kosmetika
  8. Dokumen terkait merek

Impor Kosmetika:

  1. NIB
  2. Surat pernyataan tidak terlibat dalam tindak pidana dari Direksi/pimpinan perusahaan
  3. Fotokopi KTP/identitas Direksi/pimpinan perusahaan
  4. Surat rekomendasi pemohon notifikasi dari Kepala UPT BPOM setempat
  5. Fotokopi izin usaha sesuai peraturan perundang-undangan
  6. Fotokopi NPWP
  7. Fotokopi surat penunjukan keagenan (jika berlaku)
  8. Fotokopi surat perjanjian kerja sama kontrak dengan industri Kosmetika di luar Indonesia
  9. Fotokopi Certificate of Free Sale (CFS) untuk Kosmetika impor
  10. Fotokopi sertifikat good manufacturing practice (GMP) untuk industri Kosmetika di ASEAN
  11. Fotokopi GMP untuk industri Kosmetika di luar ASEAN yang menerima kontrak produksi
  12. Dokumen terkait merek

Kesimpulan Notifikasi Produk Kosmetik

Notifikasi produk kosmetik adalah langkah penting dalam memastikan bahwa produk yang kita gunakan aman dan memenuhi standar kesehatan yang ketat. Ini adalah kolaborasi antara produsen, otoritas kesehatan, dan konsumen untuk menciptakan industri kosmetik yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya.

Dengan terus mengembangkan regulasi dan memperbarui standar keamanan, kita dapat memastikan bahwa penggunaan produk kosmetik tetap menjadi pengalaman yang positif dan tanpa risiko bagi konsumen.

Apakah Anda memerlukan bantuan terkait notifikasi produk kosmetik atau layanan lainnya? Jangan ragu untuk menghubungi kami izinkosmetik.com di nomor 085219385505 atau kunjungi kantor kami di Plaza THB Lantai 2 Blok F2 No.61 Pejuang, Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat, Indonesia.

Tim kami siap membantu Anda dengan berbagai layanan, termasuk izin PKRT, sertifikasi halal, pendaftaran merek, dan izin ALKES. Kami berkomitmen untuk menyediakan solusi yang tepat dan mendukung kebutuhan bisnis Anda.

Peraturan CPKB (Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik)

Peraturan CPKB (Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik) – Pada tahun 2021, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Nomor 33 Tahun 2021, yang merinci tentang Sertifikasi Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB). Peraturan ini menjadi pijakan utama untuk melindungi masyarakat dari produk kosmetika yang tidak memenuhi standar keamanan, kemanfaatan, dan mutu. Dalam konteks ini, CPKB berfungsi sebagai panduan yang menyeluruh untuk melakukan sertifikasi terhadap cara pembuatan kosmetika yang baik.

Peraturan CPKB (Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik)
Peraturan CPKB (Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik)

Bagaimana CPKB Menjaga Keamanan Produk Kosmetika?

  1. Perlindungan Masyarakat: CPKB memiliki tujuan utama, yaitu menjaga masyarakat dari produk kosmetika yang tidak memenuhi standar keamanan dan mutu. Langkah ini sejalan dengan mandat Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk melaksanakan pengawasan sebelum beredar dan selama beredar.
  2. Daya Saing Industri Kosmetika: CPKB juga bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri kosmetika dalam negeri. Dengan memberikan penyederhanaan mekanisme dalam pelayanan sertifikasi, diharapkan industri kecantikan lokal dapat terus berkembang.

Mekanisme Sertifikasi CPKB

  1. Penelitian dan Pengembangan (R&D): Sebelum produk diluncurkan ke pasaran, dilakukan penelitian mendalam untuk memahami sifat bahan-bahan yang digunakan dan memastikan keamanan serta efektivitasnya.
  2. Seleksi Bahan Berkualitas Tinggi: Kunci keberhasilan terletak pada penggunaan bahan berkualitas tinggi. Pemilihan bahan-bahan dilakukan dengan hati-hati, melibatkan penyedia bahan yang dapat dipercaya dan bahan baku yang telah lulus uji kualitas yang ketat.
  3. Proses Produksi yang Terkontrol: Fasilitas produksi harus mematuhi standar kebersihan dan keamanan yang ketat. Proses produksi yang terkontrol membantu mencegah kontaminasi dan menjaga konsistensi produk.
  4. Uji Keamanan dan Kualitas: Setelah tahap produksi, produk menjalani berbagai uji keamanan dan kualitas, termasuk pengujian iritasi, stabilitas, dan mikrobiologi untuk memastikan produk aman dan tetap stabil selama masa pakai.
  5. Pemantauan Pasca-Pasar: CPKB tidak berhenti setelah produk diluncurkan. Pemantauan pasca-pasar menjadi langkah berkelanjutan yang penting, melibatkan pemantauan efek samping, umpan balik konsumen, dan adaptasi terhadap perubahan tren pasar.

Mengurai Makna dan Implikasi Peraturan

Sebagai respons terhadap kebutuhan akan keamanan dan kualitas produk kosmetika, Peraturan BPOM Nomor 33 Tahun 2021 memberikan definisi yang jelas terkait istilah kunci.

Kosmetika

Definisi kosmetika yang terdapat dalam peraturan ini mencakup berbagai produk yang digunakan pada bagian luar tubuh manusia, seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, organ genital bagian luar, gigi, dan membran mukosa mulut.

Fungsi utama kosmetika meliputi membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, memperbaiki bau badan, serta melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik. Dengan demikian, kosmetika bukan hanya sekadar produk kecantikan, tetapi juga melibatkan aspek kesehatan dan perawatan tubuh.

Peraturan CPKB (Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik)
Peraturan CPKB (Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik)

Industri Kosmetika Menentukan Standar Produksi

Industri kosmetika, sebagai pelaku dalam memproduksi kosmetika, harus memegang izin usaha industri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hal ini menandakan perlunya standar dan pengawasan dalam produksi kosmetika, sehingga produk yang beredar di pasaran memenuhi persyaratan keamanan dan kualitas.

NIB (Nomor Induk Berusaha) : Identitas Pelaku Usaha

Nomor Induk Berusaha (NIB) menjadi bukti registrasi atau pendaftaran pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan usahanya. NIB berfungsi sebagai identitas bagi pelaku usaha dalam melaksanakan kegiatan usahanya, sehingga mempermudah pemantauan dan pengawasan dari pihak berwenang.

CPKB Jaminan Kualitas Produk

CPKB mencakup seluruh aspek kegiatan pembuatan kosmetika dengan tujuan agar produk yang dihasilkan selalu memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan. Ini menekankan pentingnya proses produksi yang terkontrol, pemilihan bahan berkualitas, serta implementasi standar keamanan dan kualitas.

Sertifikat CPKB (Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik)

Sertifikat CPKB adalah bukti bahwa industri kosmetika telah menerapkan CPKB dalam pembuatan kosmetika. Sertifikat ini menjadi tanda kualitas yang menjamin bahwa produk yang dihasilkan telah melewati proses produksi yang memenuhi standar keamanan dan kualitas.

Sertifikat Pemenuhan Aspek CPKB

Sertifikat Pemenuhan Aspek CPKB menyatakan bahwa industri kosmetika secara bertahap atau tidak bertahap telah menerapkan CPKB. Ini menunjukkan komitmen industri dalam melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas secara berkelanjutan.

Persetujuan Denah Bangunan Industri Kosmetika

Persetujuan Denah Bangunan Industri Kosmetika merupakan dokumen sah yang menyatakan bahwa denah bangunan sesuai dengan prinsip CPKB. Ini menegaskan bahwa fasilitas produksi direncanakan untuk memenuhi persyaratan kebersihan dan keamanan.

PKRT (Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga)

PKRT merangkum alat, bahan, atau kombinasi unsur yang diperuntukkan bagi pemeliharaan dan perawatan kesehatan manusia, dengan fokus penggunaannya di lingkungan rumah tangga dan fasilitas umum. Pemahaman ini memperkuat konsep bahwa produk kecantikan juga dapat berperan dalam pemeliharaan kesehatan.

BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan)

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang memiliki peran sentral dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan obat dan makanan. BPOM berperan sebagai pengawal kesehatan masyarakat, termasuk dalam pengawasan terhadap produksi dan distribusi kosmetika.

Kepemimpinan dalam Pengawasan

Kepala Badan, dalam konteks ini adalah Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan, memegang peran penting dalam mengawasi implementasi peraturan ini. Kepemimpinan yang baik dari Kepala Badan menjadi kunci dalam menjaga keamanan dan kualitas produk kosmetika di Indonesia.

Waktu Kerja dan Kepatuhan

Penegasan bahwa “hari” dalam konteks peraturan ini merujuk pada hari kerja menunjukkan bahwa semua proses perizinan dan pengawasan dilakukan dalam waktu yang efisien dan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Kesimpulan

Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 33 Tahun 2021 membawa makna mendalam terkait dengan keselamatan, kualitas, dan pengawasan produk kosmetika di Indonesia.

Dengan mengartikan dengan cermat setiap istilah yang tercantum, masyarakat, pelaku usaha, dan pihak berwenang dapat bersama-sama menciptakan ekosistem kecantikan yang aman, berkualitas, dan memenuhi standar kesehatan. CPKB tidak hanya sekadar peraturan, tetapi menjadi fondasi kokoh bagi industri kosmetika yang berkelanjutan dan responsif terhadap kebutuhan konsumen modern.

Butuh bantuan untuk mendapatkan izin kosmetika atau layanan lainnya? Hubungi kami izinksometik.com di 085219385505 atau kunjungi kantor kami di Plaza THB Lantai 2 Blok F2 No.61 Pejuang, Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat, Indonesia. Layanan kami mencakup izin PKRT, sertifikasi halal, pendaftaran merek, dan izin ALKES.

Kosmetik Golongan B

Kosmetik Golongan B – Dalam era perkembangan pesat industri kecantikan, kosmetik telah menjadi mitra tak terpisahkan bagi individu yang menginginkan penampilan terbaik. Salah satu kategori yang sedang mencuri perhatian adalah Golongan B, yang menghadirkan formula inovatif untuk merawat dan meningkatkan kecantikan kulit.

Kosmetik Golongan B
Kosmetik Golongan B

Mengapa Kosmetik Golongan B Begitu Digemari Oleh Pecinta Kecantikan Modern?

Data statistik terbaru mencerminkan bahwa peningkatan kesadaran terhadap perawatan kulit secara holistik telah memicu popularitas yang pesat untuk produk kecantikan inovatif ini. Meskipun tren kecantikan terus berkembang, produsen dan pemasar dihadapkan pada langkah krusial, yaitu memperoleh izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia.

Mari kita eksplorasi lebih lanjut apa yang menjadikan kosmetik Golongan B begitu diminati, sambil menyadari bahwa pemahaman yang mendalam terhadap regulasi BPOM menjadi fondasi utama kesuksesan dalam ranah industri kecantikan.

Serba Serbi Kosmetik Golongan B

Golongan B dalam dunia kosmetik melibatkan berbagai produk, mulai dari serum, krim, hingga masker wajah. Formula khusus yang mengandung bahan-bahan seperti niacinamide, panthenol, dan asam hyaluronic menjadikan produk-produk ini sebagai pilihan utama bagi mereka yang menginginkan perawatan kulit yang holistic.

Kosmetik Golongan B
Kosmetik Golongan B

Niacinamide Bintang Utama dalam Kosmetik Golongan B:

Niacinamide atau vitamin B3 menjadi bahan yang sangat dicari dalam kosmetik Golongan B. Khasiatnya melibatkan perbaikan tekstur kulit, pengurangan garis halus, serta pengendalian produksi minyak. Produk-produk dengan kandungan niacinamide sering kali menjadi pilihan untuk mengatasi masalah kulit seperti jerawat dan hiperpigmentasi.

Pentingnya Asam Pantotenat (Vitamin B5):

Asam pantotenat, atau lebih dikenal sebagai vitamin B5, memiliki peran penting dalam menjaga kelembapan kulit. Kosmetik Golongan B yang mengandung vitamin B5 dapat memberikan hidrasi ekstra dan membantu menjaga kulit tetap lembut dan kenyal.

Asam Hyaluronic: Kelembutan untuk Kulit Kering:

Produk Golongan B juga sering kali mengandung asam hyaluronic, yang terkenal dengan kemampuannya untuk menarik dan mengunci kelembapan. Hal ini menjadikan kosmetik Golongan B sebagai pilihan yang tepat untuk mereka yang memiliki kulit kering dan membutuhkan hidrasi intensif.

Tren Green Beauty: Kosmetik Golongan B yang Ramah Lingkungan:

Seiring meningkatnya kesadaran akan keberlanjutan, kosmetik Golongan B juga mengikuti tren green beauty. Banyak merek yang mulai mengusung formulasi ramah lingkungan, menggunakan bahan-bahan organik dan pengemasan yang dapat didaur ulang.

Perhatian Khusus untuk Kulit Sensitif:

Salah satu daya tarik utama kosmetik Golongan B adalah kemampuannya untuk cocok dengan berbagai jenis kulit, termasuk kulit sensitif. Kandungan yang lembut namun efektif membuat produk ini menjadi pilihan yang aman bagi mereka yang memiliki sensitivitas kulit tertentu.

Apakah Kosmetik Golongan B Ini Memerlukan Izin Tertentu?

Di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) adalah lembaga yang bertanggung jawab atas regulasi dan pengawasan obat, makanan, dan kosmetik. Untuk kosmetik, BPOM memberlakukan persyaratan tertentu agar produk tersebut aman digunakan oleh konsumen.

Apakah Anda Tahu Apa Saja Persyaratan Yang Perlu Diperhatikan Oleh Produsen atau Pemasar?

Berikut adalah beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan terkait izin kosmetik di Indonesia:

  1. Pendaftaran Produk
  2. Label dan Klaim
  3. Bahan-Bahan yang Diperbolehkan
  4. Uji Klinis dan Uji Toksisitas
  5. Pengawasan Pasar

Regulasi BPOM juga mencakup daftar bahan-bahan kosmetik yang diperbolehkan dan dilarang. Sebagai contoh, beberapa bahan seperti :

Bahan Kosmetik yang Diperbolehkan:

  1. Niacinamide (Vitamin B3): Dikenal karena manfaatnya dalam meningkatkan tekstur kulit dan mengurangi hiperpigmentasi.
  2. Asam Pantotenat (Vitamin B5): Memberikan hidrasi dan membantu menjaga kelembapan kulit.
  3. Asam Hyaluronic: Berfungsi sebagai agen pengikat air untuk memberikan hidrasi ekstra pada kulit.
  4. Vitamin C: Terkenal sebagai antioksidan yang membantu mencerahkan kulit dan melawan radikal bebas.
  5. Ekstrak Tumbuhan dan Buah-Buahan: Seperti ekstrak teh hijau, chamomile, atau aloe vera yang dapat memberikan manfaat tambahan pada kulit.

Bahan Kosmetik yang Dilarang atau Dibatasi

  1. Mercury (Raksa): Dilarang karena dapat menyebabkan keracunan dan efek samping serius.
  2. Paraben: Beberapa jenis paraben dibatasi penggunaannya karena dapat terkait dengan masalah kesehatan tertentu.
  3. Hydroquinone: Dibatasi karena dapat menyebabkan iritasi kulit dan masalah kesehatan lainnya.
  4. Bahan Pewarna Berbahaya: Bahan pewarna tertentu yang dapat menyebabkan iritasi atau alergi dapat dilarang atau dibatasi penggunaannya.
  5. Bahan Pengawet tertentu: Beberapa bahan pengawet yang dapat menimbulkan masalah kesehatan atau lingkungan mungkin dibatasi atau dilarang.

Bahan-bahan ini diperbolehkan dengan batasan tertentu, sementara yang lain mungkin dilarang karena pertimbangan keamanan.

Dengan bantuan jasa izinkosmetik.com, banyak produsen kosmetik yang telah berhasil melewati proses perizinan dengan lancar. Sebagai contoh pengalaman kami, anda bisa cek di daftar klien kami yang telah mencapai keberhasilan dalam memasarkan rangkaian produk kosmetik inovatif setelah mendapatkan izin resmi dari BPOM.

kami izinkosmetik.com akan membantu memastikan bahwa produk anda memenuhi standar keamanan dan legalitas yang ditetapkan oleh regulasi BPOM, sehingga konsumen dapat menggunakan produk kami dengan percaya diri.

Manfaat Perizinan Kosmetik Golongan B

Mendapatkan perizinan kosmetik untuk Golongan B tidak hanya merupakan persyaratan hukum yang harus dipenuhi oleh produsen, tetapi juga merupakan langkah kritis untuk memastikan bahwa produk tersebut telah melalui proses evaluasi menyeluruh oleh BPOM. Ini memberikan manfaat ganda, yakni melindungi konsumen dari risiko kesehatan dan memberikan keunggulan kompetitif kepada produsen di pasar kecantikan yang dinamis.

Penutup 

Dengan kemajuan dalam dunia kecantikan dan keberlanjutan, kosmetik Golongan B terus menjadi pilihan yang menarik bagi para penggemar kecantikan. Bagi produsen atau pebisnis yang berencana memasarkan produk kecantikan mereka, penting untuk memahami regulasi yang berlaku.

Kami Jasa izinkosmetik.com dapat menjadi mitra terpercaya dalam memandu proses perizinan kosmetik di Indonesia. Dengan dukungan kami, Anda dapat memastikan produk kecantikan Anda memenuhi standar keamanan dan legalitas.

Selain itu kami juga Menyediakan layanan terkait sertifikasi halal, izin alkes, pendaftaran merek dan izin PKRT. Segera hubungi kami ke nomor telephone 085219385505 dan Alamat kantor kami berada di Plaza THB Lantai 2 Blok F2 No.61 Pejuang, Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat, Indonesia.

Bangunan Denah Industri Kosmetik Golongan A

Bangunan Denah Industri Kosmetik Golongan AIndustri kosmetik golongan A memegang peranan yang sangat penting dalam menyediakan produk kecantikan yang inovatif dan aman bagi konsumen. Salah satu aspek yang tak boleh diabaikan dalam memastikan kelancaran operasional adalah desain bangunan industri. Denah bangunan menjadi landasan utama untuk menjaga keamanan produk, efisiensi produksi, dan mematuhi standar peraturan yang ketat. Di dalam diskusi mengenai desain ini, izinkosmetik.com hadir sebagai jasa terpercaya yang dapat memberikan panduan dan bantuan dalam merencanakan denah bangunan industri kosmetik yang sesuai dengan regulasi.

Bangunan Denah Industri Kosmetik Golongan A
Bangunan Denah Industri Kosmetik Golongan A

Desain Interior yang Optimal

Desain interior bangunan industri kosmetik golongan A didasarkan pada prinsip efisiensi dan keamanan. Area produksi, laboratorium, dan penyimpanan bahan baku ditempatkan secara strategis untuk meminimalkan risiko kontaminasi silang dan memastikan kelancaran alur produksi. Pemisahan ruangan dengan fungsi khusus, seperti area pencampuran, pengujian, dan pengemasan, menjadi pertimbangan utama dalam desain interior.

Laboratorium Inovatif

Sebagai bagian integral dari industri kosmetik golongan A, laboratorium memainkan peran penting dalam pengembangan dan pengujian produk. Denah bangunan mencakup laboratorium yang dilengkapi dengan peralatan canggih untuk analisis bahan baku, uji stabilitas produk, dan evaluasi keamanan. Penempatan laboratorium yang strategis membantu dalam meminimalkan waktu respons terhadap perubahan formulasi dan permintaan pasar. izinkosmetik.com dapat membantu Anda menyusun laboratorium yang sesuai standar industri.

Area Produksi yang Terpisah

Desain denah bangunan mencakup pemisahan yang jelas antara area produksi produk yang siap dipasarkan dan area produksi produk yang masih dalam tahap pengembangan. Hal ini bertujuan untuk memastikan kontrol kualitas produk jadi sambil memisahkannya dari produk dalam pengujian dan pengembangan. izinkosmetik.com dapat memberikan panduan dalam merancang area produksi yang efisien dan memenuhi regulasi.

Fasilitas Penyimpanan yang Aman

Fasilitas penyimpanan bahan baku dan produk jadi harus dirancang dengan cermat untuk memenuhi persyaratan regulasi. Denah bangunan mencakup zona-zona penyimpanan yang sesuai dengan jenis bahan dan produk, termasuk pengaturan suhu dan kelembaban yang optimal untuk menjaga kestabilan produk. izinkosmetik.com dapat membantu dalam perencanaan fasilitas penyimpanan yang memenuhi standar keamanan.

Keamanan Lingkungan

Industri kosmetik golongan A seringkali menggunakan bahan kimia tertentu dalam proses produksinya. Oleh karena itu, denah bangunan juga memperhitungkan sistem pengelolaan limbah yang aman dan ramah lingkungan. Instalasi penyaringan udara dan sistem pengolahan limbah cair menjadi bagian integral dari desain untuk meminimalkan dampak lingkungan. izinkosmetik.com dapat membimbing dalam implementasi sistem keamanan lingkungan yang sesuai.

Fokus pada Kepatuhan Regulasi

Denah bangunan industri kosmetik golongan A harus memperhitungkan semua aspek yang diperlukan untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku. Pemisahan area, penempatan peralatan produksi, dan sistem keamanan harus sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh otoritas regulasi seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). izinkosmetik.com dapat membantu Anda memahami dan mematuhi persyaratan regulasi.

Teknologi Canggih

Penerapan teknologi canggih juga menjadi bagian integral dari desain denah bangunan industri kosmetik golongan A. Mulai dari sistem otomasi produksi hingga pemantauan keamanan dengan kamera pengawas, teknologi mendukung efisiensi dan keamanan dalam skala yang lebih besar. izinkosmetik.com dapat memberikan saran terkini mengenai teknologi terbaru yang dapat meningkatkan efisiensi produksi.

Kesimpulan

Denah bangunan dalam industri kosmetik golongan A memiliki peran dalam menciptakan lingkungan produksi yang memenuhi standar keamanan dan efisiensi. Dalam perancangannya, fokus utamanya adalah memastikan setiap tahap produksi, dari penelitian produk hingga distribusi, dapat dilakukan dengan tepat untuk menghasilkan produk kosmetik berkualitas tinggi dan aman bagi pengguna.

Konsultasikan rencana denah bangunan Anda dengan izinkosmetik.com, mitra terpercaya yang siap memberikan dukungan sesuai dengan standar industri.

Kunjungi situs web kami, hubungi kami melalui telepon di 085219385505, atau datang langsung ke kantor kami di Plaza THB Lantai 2 Blok F2 No.61 Pejuang, Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat, Indonesia.

Dengan layanan kami, Anda dapat memastikan rencana denah bangunan yang tidak hanya memenuhi standar tinggi, tetapi juga memberikan keyakinan dalam menjalankan operasional industri kosmetik golongan A. Selain itu, kami juga menyediakan layanan izin PKRT, Sertifikasi Halal dan Izin ALKES serta Pendaftaran merek.

 

Industri Kosmetik Golongan A Dan B

Industri Kosmetik Golongan A Dan BIndustri kosmetik, dengan produk-produk beragamnya, dikelompokkan ke dalam dua golongan utama: Golongan A dan B. Dalam panggung kecantikan yang luas ini, perbedaan antara kedua golongan ini memiliki dampak yang signifikan terkait aturan dan persyaratan pemasaran. Mari kita telusuri lebih dalam tentang Industri Kosmetik Golongan A dan B untuk memahami keberlanjutan dan keamanan produk yang dihasilkan.

Industri Kosmetik Golongan A Dan B
Industri Kosmetik Golongan A Dan B

Apa yang Dimaksud dengan Industri Kosmetik Golongan A dan B?

Industri kosmetik Golongan A dan B adalah klasifikasi yang diberikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia. Klasifikasi ini berdasarkan tingkat keamanan, kompleksitas formulasi, dan persyaratan teknis dalam proses produksi. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai kedua golongan tersebut:

  1. Industri Kosmetik Golongan A:
    • Penanggung Jawab Teknis: Apoteker.
    • Kemampuan Produksi: Dapat membuat semua bentuk dan jenis sediaan kosmetik.
    • Karakteristik: Melibatkan produk dengan formulasi kompleks, memerlukan keahlian farmasi yang tinggi.
  2. Industri Kosmetik Golongan B:
    • Penanggung Jawab Teknis: Tenaga Teknis Kefarmasian.
    • Kemampuan Produksi: Hanya dapat membuat bentuk dan jenis sediaan kosmetik tertentu dengan teknologi yang lebih sederhana.
    • Karakteristik: Lebih terfokus pada produk dengan formulasi umum, proses produksi yang lebih sederhana.

Klasifikasi ini bertujuan untuk mengatur dan memastikan bahwa setiap industri kosmetik beroperasi sesuai dengan standar keamanan yang ditetapkan, dengan mempertimbangkan kompleksitas produk dan kemampuan teknis dari pihak yang bertanggung jawab dalam produksinya.

Manfaat Industri Kosmetika Golongan A Dan B

Industri kosmetika Golongan A dan B memberikan manfaat yang berbeda, sesuai dengan karakteristik masing-masing golongan. Berikut adalah beberapa keunggulan yang bisa diakui:

Industri Kosmetika Golongan A:

  1. Inovasi dengan Formulasi Kompleks: Memiliki kapabilitas untuk menciptakan produk kosmetik dengan formulasi yang lebih kompleks, memungkinkan inovasi dalam pengembangan produk.
  2. Kontrol Kualitas yang Ketat: Keterlibatan apoteker sebagai Penanggung Jawab Teknis meningkatkan kontrol kualitas produk.
  3. Pengembangan Produk Khusus: Fleksibilitas dalam pengembangan produk khusus dan inovatif sesuai dengan permintaan pasar.

Industri Kosmetika Golongan B:

  1. Kemampuan Produksi yang Terfokus: Keunggulan dalam produksi jenis produk tertentu dengan teknologi yang lebih sederhana.
  2. Keterlibatan Tenaga Teknis Kefarmasian: Tetap memberikan tingkat keahlian dan pengawasan yang diperlukan untuk memastikan kualitas produk.
  3. Penyediaan Produk yang Lebih Umum: Lebih mudah memproduksi produk dengan formulasi umum, memenuhi kebutuhan konsumen dengan harga yang terjangkau.

Kedua golongan ini pada dasarnya memberikan manfaat dalam hal inovasi, kontrol kualitas, dan diversifikasi produk.

Mencapai Keberlanjutan dan Keamanan

Dalam menjalankan bisnis di Industri Kosmetika Golongan A dan B, beberapa aspek perlu diperhatikan:

Industri Kosmetika Golongan A:

  1. Keahlian Farmasi Tinggi: Pastikan tim memiliki keahlian farmasi tinggi untuk merancang formulasi kompleks.
  2. R&D dan Inovasi: Diperlukan R&D yang kuat untuk menjaga inovasi dan keamanan produk.
  3. Sistem Manajemen Mutu: Implementasi sistem manajemen mutu yang ketat untuk kontrol kualitas yang baik.
  4. Kepatuhan Regulasi: Memastikan setiap produk memenuhi persyaratan regulasi yang berlaku.

Industri Kosmetika Golongan B:

  1. Pengelolaan Produksi yang Efisien: Terapkan sistem produksi yang efisien untuk produksi dengan teknologi sederhana.
  2. Pemahaman Regulasi: Tetap memahami dan mematuhi regulasi dalam industri kosmetika.
  3. Kontrol Kualitas: Tetap menjaga pengawasan kualitas, meskipun dalam skala produksi yang lebih terfokus.
  4. Pemasaran dan Penjualan: Fokus pada strategi pemasaran dan penjualan untuk produk-produk dengan formulasi umum.

Layanan Izinkosmetik.com: Jadikan perizinan produk kosmetik lebih mudah dengan layanan kami di izinkosmetik.com. Kami menyediakan layanan sertifikasi halal, izin PKRT, izin alkes, pendaftaran merek dan  berbagai layanan terkait lainnya. Dengan pendekatan yang profesional dan berpengalaman, kami siap mendukung kesuksesan bisnis kosmetik Anda.

Proses Perizinan dan Pengawasan BPOM

Proses perizinan industri kosmetika Golongan A dan B melibatkan evaluasi ketat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Langkah-langkah ini mencakup penilaian formulasi, pengujian keamanan, dan verifikasi kualifikasi Penanggung Jawab Teknis. BPOM juga melakukan pengawasan rutin untuk memastikan kepatuhan terhadap standar keamanan dan kualitas produk.

Tantangan dan Solusi dalam Industri Kosmetika

Industri kosmetika menghadapi tantangan seperti perubahan regulasi dan persaingan pasar. Solusi strategis, seperti investasi dalam riset, kolaborasi, dan adaptasi terhadap tren konsumen, menjadi kunci kesuksesan.

Kontribusi Industri Kosmetika terhadap Ekonomi dan Inovasi

Industri kosmetika tidak hanya menciptakan kecantikan tetapi juga menjadi penggerak ekonomi yang signifikan. Melalui penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan sektor manufaktur, dan inovasi produk, industri ini terus mendorong batas kreativitas.

Kesadaran Konsumen terhadap Keamanan Produk

Kesadaran konsumen terhadap keamanan produk menjadi fokus utama. Industri kosmetika berupaya meningkatkan kesadaran ini melalui edukasi, label informatif, dan transparansi dalam bahan baku, menjadikan pemahaman konsumen tentang keamanan produk sebagai kunci keberlanjutan.

Tren Terkini dan Masa Depan Industri Kosmetika

Industri kosmetika terus mengikuti tren, termasuk permintaan produk ramah lingkungan, kemajuan teknologi, dan penyesuaian dengan preferensi konsumen. Masa depan industri ini akan didorong oleh inovasi berkelanjutan dan adaptasi terhadap dinamika pasar global.

Penutup: Layanan Izinkosmetik.com untuk Sukses Anda

Dalam meraih sukses di Industri Kosmetik Golongan A dan B, memastikan kepatuhan regulasi dan perizinan produk menjadi krusial. Layanan Izinkosmetik.com hadir untuk mempermudah proses perizinan produk kosmetik Anda. Dengan pendekatan yang profesional dan berpengalaman, kami siap menjadi mitra kesuksesan bisnis kosmetik Anda.

Untuk informasi lebih lanjut dan konsultasi, kunjungi izinkosmetik.com. Sukseskan bisnis kosmetik Anda bersama kami! Hubungi kami segera ke nomor telephone 085219385505 dan Alamat kantor kami di Plaza THB Lantai 2 Blok F2 No.61 Pejuang, Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat, Indonesia.

Masa Berlaku Izin BPOM Kosmetik

Masa Berlaku Izin BPOM Kosmetik – Industri kosmetik merupakan ranah yang terus berkembang seiring dengan tuntutan pasar akan produk kecantikan yang inovatif. Di dalamnya, izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bukan sekadar formalitas, melainkan langkah krusial untuk memastikan keamanan, kualitas, dan kepatuhan produk yang dihasilkan. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang konsep “Masa Berlaku Izin BPOM Kosmetik” serta dampak dan strategi pengelolaannya.

Masa Berlaku Izin BPOM Kosmetik

Pentingnya Masa Berlaku Izin BPOM Kosmetik

Masa berlaku izin yang dikeluarkan oleh BPOM memiliki kewajiban yang besar bagi pelaku industri kosmetik. Ini bukan hanya peraturan formal, melainkan penentu utama untuk memastikan produk tetap mematuhi standar keamanan dan kualitas yang ditetapkan. Dengan berakhirnya masa berlaku, produsen dihadapkan pada keharusan memperbarui izin mereka, menciptakan dinamika yang perlu dielaborasi.

Dampak Strategis pada Operasional Industri Kosmetik

Masa berlaku izin membawa dampak strategis yang perlu dipahami dan dikelola oleh pemangku kepentingan. Beberapa dampak tersebut melibatkan:

1.Kepatuhan Regulasi

Masa berlaku izin menjadi penentu utama untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi dan peraturan BPOM. Pelanggaran terhadap batas waktu izin dapat berdampak negatif pada reputasi perusahaan dan integritas produk kosmetiknya.

2.Pembaruan Formulasi

Industri kosmetik cenderung mengalami evolusi formulasi produk. Masa berlaku izin menjadi momentum strategis untuk melakukan pembaruan formulasi, mengikuti perkembangan teknologi dan tren kecantikan terkini.

3.Pengelolaan Stok dan Distribusi

Kesadaran akan masa berlaku izin menjadi penting dalam pengelolaan stok produk. Pengelolaan yang efisien dapat menghindari penumpukan stok yang kadaluwarsa dan memastikan produk beredar dalam batas waktu izin yang sah.

4.Strategi Pemasaran dan Penjualan

Informasi mengenai masa berlaku izin dapat menjadi elemen kunci dalam strategi pemasaran dan penjualan. Perusahaan dapat memanfaatkannya untuk membangun kepercayaan konsumen, menonjolkan keamanan, dan kualitas produk.

5.Kesinambungan Produksi

Masa berlaku izin memengaruhi perencanaan produksi. Perusahaan perlu memastikan produksi kosmetik dilakukan sesuai dengan ketentuan izin yang berlaku, mencegah terjadinya kekosongan stok dan penurunan kualitas produk.

6.Pemantauan dan Pelaporan

Proses pemantauan rutin selama masa berlaku izin diperlukan untuk memastikan produk tetap memenuhi standar keamanan dan kualitas. Dalam kasus perubahan regulasi, perusahaan perlu cepat bertindak untuk memastikan kelangsungan izin.

Manajemen Efektif Masa Berlaku Izin BPOM Kosmetik

Manajemen efektif masa berlaku izin BPOM melibatkan pemantauan rutin, perencanaan strategis, dan integrasi dalam rantai pasok. Dokumentasi yang rapi, konsultasi ahli, dan pelatihan karyawan menjadi langkah-langkah penting. Kesiapan menghadapi perubahan regulasi menjadi kunci, sehingga industri kosmetik dapat proaktif menjaga keberlanjutan, meminimalkan risiko pelanggaran, dan mempertahankan keyakinan konsumen terhadap keamanan dan kualitas produk.

Kesimpulan

Masa Berlaku Izin BPOM pada produk kosmetik tidak hanya merupakan kewajiban formalitas, tetapi juga pijakan utama bagi keberlanjutan dan kepatuhan industri kosmetik. Dengan memahami dampak strategisnya terhadap operasional, pengelolaan stok, dan pembaruan formulasi, menjaga izin tetap berlaku menjadi prioritas penting.

Layanan kami, izinkosmetik.com, hadir sebagai mitra yang dapat diandalkan untuk memastikan proses perpanjangan dan pembaruan izin berjalan lancar, memungkinkan perusahaan kosmetik tetap fokus pada inovasi dan kualitas produk. Keamanan dan kesuksesan bisnis Anda adalah komitmen kami.

Selain itu, Kami izinkosmetik.com juga, dengan bangga menyediakan layanan sertifikasi halal, izin PKRT, izin ALKES (Alat Kesehatan), dan pendaftaran merek. informasi lebih lanjutnya anda dapat mengubungi kami melalui telephone 085219385505 dan bisa datang langsung ke Alamat kantor kami di Plaza THB Lantai 2 Blok F2 No.61 Pejuang, Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat, Indonesia.

Langkah Mudah Mengurus Notifikasi Kosmetik ke BPOM

Langkah Mudah Mengurus Notifikasi Kosmetik ke BPOM – Pernahkah terlintas di pikiranmu bahwa sekarang anda bisa dengan mudah mengurus izin (notifikasi kosmetik) ke BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) secara online?

Dalam era digital ini, kemudahan akses dan pengurusan berbagai izin menjadi lebih terbuka, tak terkecuali untuk notifikasi kosmetik ke BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Proses ini menjadi lebih praktis dengan adanya platform daring yang memungkinkan pelaku usaha, termasuk produsen atau importir kosmetik, untuk mengurus notifikasi secara efisien.

Dalam panduan ini, kita akan membahas langkah-langkah mudah yang perlu diambil untuk mengurus notifikasi kosmetik ke BPOM secara online. Memahami prosedur ini dapat membantu para pelaku usaha memperoleh izin yang diperlukan dengan lebih cepat dan efektif.

Langkah Mudah Mengurus Notifikasi Kosmetik ke BPOM
Langkah Mudah Mengurus Notifikasi Kosmetik ke BPOM

Cara urus BPOM Kosmetik Import

Untuk melakukan pendaftaran produk kosmetik yang telah dianggap aman oleh BPOM, Anda dapat melakukan pengecekan melalui situs resmi BPOM di https://cekbpom.pom.go.id/.

Namun, bagi produk kosmetik impor, penting untuk meningkatkan kewaspadaan karena banyak produk yang masuk ke Indonesia tanpa izin edar atau ilegal. Meskipun demikian, proses pendaftaran produk kosmetik dari luar negeri dapat dijalankan dengan relatif mudah.

Proses pendaftaran kosmetik yang dianggap aman oleh BPOM dari luar negeri dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Mendapatkan surat keterangan good manufacturing practice (GMP) dari negara asal produsen (di luar ASEAN).
  2. Melampirkan penyataan dari pabrik kosmetik pembuat yang memiliki sertifikat GMP, Certificate of Free Sale (CFS) dari negara asal yang menunjukkan bahwa produk layak edar. Jika produk sudah beredar di wilayah ASEAN, diperlukan notifikasi khusus.
  3. Menyertakan surat yang mencantumkan masa berlaku produk dari negara asal.
  4. Melampirkan surat perjanjian kerjasama dengan pihak Indonesia, khususnya jika kosmetik tersebut diproduksi melalui kontrak yang telah disahkan oleh notaris.

Semua persyaratan tersebut harus diikuti oleh pengusaha produk luar negeri untuk memastikan produk kosmetiknya memperoleh izin edar di Indonesia. Perlu dicatat bahwa notifikasi kosmetik hanya berlaku untuk produk kosmetik yang berasal dari negara-negara di kawasan ASEAN, di mana hak edar dan keamanan produk ditanggung oleh negara asal

Cara Urus BPOM Kosmetik Secara Online

Untuk memperoleh notifikasi kosmetik dari BPOM, langkah awal yang harus diambil oleh pendaftar, baik itu badan usaha maupun perorangan, adalah melakukan pendaftaran Badan Usaha terlebih dahulu. Proses pengurusan BPOM Kosmetik melibatkan beberapa tahapan sebagai berikut:

  1. Calon pendaftar (badan usaha atau perorangan) diharuskan mengisi formulir pendaftaran Badan Usaha.
  2. Pendaftar kemudian diwajibkan mengunggah atau meng-upload dokumen administrasi yang telah diisi ke dalam sistem.
  3. Selanjutnya, sistem akan melakukan pemeriksaan data. Hasilnya akan memunculkan dua kemungkinan:
    • Jika data dianggap lengkap dan valid, pendaftar dapat melanjutkan proses dengan mendaftarkan produknya untuk mendapatkan notifikasi BPOM.
    • Jika data tidak lengkap atau tidak valid, proses akan dikembalikan kepada pendaftar untuk melengkapi informasi yang diperlukan.

Cara Urus Perizinan BPOM Kosmetik Secara Offline

Alternatif dari pengajuan secara online, Anda juga memiliki opsi untuk melakukan pendaftaran badan usaha secara konvensional atau offline. Penjelasan langkah-langkahnya dapat diuraikan seperti berikut:

  1. Calon pemohon mengisi formulir administrasi elektronik badan usaha secara online terlebih dahulu.
  2. Setelahnya, pemohon harus mengunjungi langsung kantor Badan POM untuk menyerahkan dokumen administrasi sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
  3. Setelah dilakukan verifikasi dan dokumen dianggap lengkap serta valid, user ID dan password pemohon akan diaktifkan untuk melanjutkan proses selanjutnya.

Langkah-langkah untuk melaksanakan proses notifikasi kosmetik dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Pemohon wajib mengisi formulir notifikasi secara online melalui situs resmi Badan POM (www.pom.go.id).
  2. Formulir yang telah diisi kemudian dikirimkan kepada Kepala Badan POM.
  3. Pemohon akan menerima email pemberitahuan berisi Surat Perintah Bayar (SPB).
  4. Untuk melengkapi proses, pemohon harus menyerahkan bukti pembayaran asli kepada Badan POM untuk diverifikasi.
  5. Setelah verifikasi bukti bayar selesai dan dinyatakan valid, pemohon akan menerima pemberitahuan berupa ID produk.
  6. Setiap produk yang telah mendapatkan ID akan mengikuti tahap verifikasi ulang terhadap formulir notifikasi dan bahan-bahan yang digunakan.
  7. Apabila hasil verifikasi menunjukkan kelengkapan formulir notifikasi dan bahan-bahan, nomor notifikasi akan diberikan dalam waktu 14 hari kerja.

Dalam periode 14 hari tersebut, jika tidak terdapat surat penolakan, produk kosmetik yang dinotifikasi dianggap disetujui dan dapat beredar di Indonesia. Setelah disetujui, produk tersebut harus diproduksi atau diimpor dan diedarkan dalam waktu 6 bulan. Kepala Badan POM berhak menolak notifikasi jika tidak memenuhi persyaratan atau perundang-undangan di bidang kosmetika.

Jangka Waktu Notifikasi Kosmetik

  1. Notifikasi berlaku selama tiga tahun sejak diterbitkannya.
  2. Setelah jangka waktu tersebut berakhir, pemohon harus melakukan pembaruan notifikasi.
  3. Proses perpanjangan notifikasi mengikuti langkah-langkah pendaftaran baru.
  4. Setelah mendapatkan persetujuan, produk kosmetik yang telah dinotifikasi wajib diproduksi atau diimpor dan diedarkan dalam waktu enam bulan.
  5. Kepala Badan POM berhak menolak permohonan notifikasi jika produk tersebut tidak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan atau tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang kosmetika.

Notifikasi kosmetik menunjukkan bahwa produk tersebut telah melalui proses penilaian yang cermat dan diakui memenuhi standar keamanan yang ditetapkan untuk beredar di wilayah Indonesia. Proses perpanjangan notifikasi diperlukan untuk memastikan kelangsungan pemenuhan standar tersebut dalam kurun waktu tertentu.

Biaya Urus BPOM Kosmetik

Pengeluaran yang terkait dengan proses notifikasi BPOM kosmetik dapat diminimalkan melalui registrasi online. Pendekatan ini memberikan keuntungan berupa penghematan biaya seperti:

  • Pengurangan biaya akomodasi untuk anda yang datang dari luar kota Jakarta.
  • Eliminasi biaya transportasi yang mungkin diperlukan.
  • Mengurangi biaya konsumsi selama proses pendaftaran.
  • Meminimalkan pengeluaran tambahan lainnya. Biaya notifikasi ditetapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Kesimpulan Langkah Mudah Mengurus Notifikasi Kosmetik ke BPOM

Dengan merinci setiap persyaratan dokumen, memanfaatkan layanan online BPOM, memverifikasi status Badan Usaha, dan melibatkan diri dalam setiap langkah pengajuan notifikasi, dapat dipastikan bahwa proses notifikasi kosmetik ke BPOM dapat dilakukan secara lancar dan efektif.

Langkah-langkah ini membantu meminimalkan kendala dan memastikan kesesuaian dengan peraturan yang berlaku, sehingga memudahkan pelaku usaha dalam mengurus notifikasi kosmetik mereka.

Jika Anda mencari solusi mudah untuk memasarkan kosmetik tanpa harus repot dengan prosedur perizinan yang rumit, izinkosmetik.com adalah pilihan terbaik. Kami menyediakan layanan izin kosmetik, izin PKRT, sertifikasi halal, pendaftaran merek, dan izin alat kesehatan. Kami siap membantu Anda!

Hubungi kami izinkosmetik.com melalui telephone 085219385505 dan Alamat kantor kami di Plaza THB Lantai 2 Blok F2 No.61 Pejuang, Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat, Indonesia.

Izin Kosmetik adalah jasa sepesilis dibidang pengurusan izin kosmetik, yang sudah pengalaman dan kantor berkedudukan di Kota Bekasi Jawa Barat.

Alamat

Plaza THB Lantai 2 Blok F2 No.61 Kel. Pejuang, Kec. Medan Satria, Kota Bekasi,Jawa Barat, Indonesia.

Kontak

Telp : 021-89253417
Hp/WA : 085777630555

© 2023 Izin Kosmetik – Support oleh Dokter Website